Fakta Kasus Wanita Kanibal di Kediri, Sering di Kerangkeng hingga Makan Jarinya Semua


Wiji Fitriani (29), wanita yang memakan jari-jarinya sendiri bersama Mbah Jirah sang nenek yang mengurus dirinya.

Palingseru.com – Kasus kanibalisme kini kembali ditemui di Indonesia.

Dikutip dari Annual Review of Ecology and Systematic, kanibalisme sendiri merupakan tindakan memakan bagian dari spesies yang sama.

Di Indonesia sendiri praktik kanibalisme sempat menjadi tradisi di suku-suku terdahulu.

Dikutip dari buku The Head Hunters Borneo, sang penulis bahkan menemukan suku Dayak Tring yang pernah memiliki tradisi memakan orang yang paling di benci di sekitarnya.

Kini tradisi kanibalisme tersebut sudah menghilang.

Namun baru saja heboh adanya temuan kasus seorang wanita yang kanibal hingga jadi perhatian pemerintah setempat.

Dikutip dari Surya, ada seorang wanita di Kediri yang diketahui kanibal dengan cara memakan dirinya sendiri.

Wanita tersebut diketahui bernama Wiji Fitriani (29) yang merupakan warga desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Banyak fakta terungkap di balik kasus wanita kanibal di Kediri tersebut.

Dikutip dari Surya Malang, berikut Grid.ID rangkum lima fakta terkait kasus wanita kanibal di Kediri yang sedang heboh saat ini.

1. Memakan jarinya sendiri hingga habis

Wiji Fitriani diketahui sering menggigit jari-jarinya sendiri.

Bahkan akibat kebiasaannya itu kini jari-jari di tangan kirinya sudah habis.

Tangan kirinya nampak dibalut perban karena telapak yang terluka.

2. Hanya tinggal bersama neneknya

Sehari-hari, Wiji diketahui hanya tinggal bersama neneknya saja.

Wiji hidup berdua dengan neneknya yang bernama Mbah Jirah (65).

Orang tua Wiji diakui sangat jarang untuk menjenguk mereka berdua.

3. Menderita gangguan jiwa

Wiji menjadi kanibal karena menderita gangguan jiwa.

Wanita tersebut selalu mengigiti jari-jarinya tiap kali gangguan jiwanya kambuh.

Dewan Kesehatan Rakyat Jawa Timur bahkan sampai meminta agar kasus Wiji bisa segera ditangani.

“Petugas Kesehatan di Kabupaten Kediri seharusnya bisa lebih memberikan perhatikan kepada Wiji, pasien jiwa yang memakan jarinya,” harap Arif Witanto, Koordinator DKR Jatim

Arif mengatakan kalau para petugas seharusnya juga melakukan jemput bola kepada pasien dan tidak hanya menunggu laporan.

4. Sering di kerangkeng

Arif Witanto juga menyarankan agar Wiji bisa secepatnya mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Pihak keluarga tidak pernah memberikan obat penenang apapun kepada Wiji.

Jika gangguan jiwa Wiji kumat, biasanya hanya dimasukkan kedalam kerangkeng.

5. Luka di bagian tubuh yang dimakan Wiji sudah mulai membusuk

Kondisi Wiji kini semakin memprihatinkan.

Jari-jari di tangan kirinya sudah habis dimakan dan hanya tersisa telapaknya.

Sementara di tangan kanannya, beberapa jari sudah tinggal setengah.

Kini luka-luka tersebut sudah berbau.

Kabarnya, Mbah Jirah hanya mampu memberikan perawatan berupa perban dan cairan revanol di luka-luka Wiji.

Sumber: Grid.ID


Like it? Share with your friends!