Tradisi Unik untuk Menyambut Puasa


quran foto: https://pixabay.com/id/photos/quran-ramadhan-muslim-islam-4178664/

Bulan puasa kurang dari sehari lagi. Tahukah Anda beragam tradisi di berbagai daerah di Indonesia untuk menyambut bulan suci ini? Makan kue apem, misalnya. Apa maknanya?

Dugderan
Tradisi ini adanya di Semarang dan berbentuk seperti pasar malam. Para pedagang menjual macam-macam barang, mulai dari mainan anak hingga pakaian. Selain itu, terdapat juga bentuk hiburan seperti komidi putar. Dugderan dipercaya sebagai gabungan dua kata, yaitu “dug” (suara bedug) dan “der” (suara meriam). Bedug dan meriam dahulu kala dipakai untuk menandai datangnya bulan suci Ramadhan. Biasanya dugderan dimulai satu minggu sebelum puasa dan berakhir tepat satu hari sebelum bulan puasa dimulai.

Balimau
Masyarakat di Sumatera Barat menyambut bulan suci Ramadhan dengan tradisi Balimau. Balimau sendiri dalam bahasa Minangkabau memiliki makna mandi disertai keramas. Tradisi ini merupakan lambang pembersihan diri sebelum mulai berpuasa. Balimau juga dilakukan secara beramai-ramai. Bisa di sungai, danau, atau kolam. Siapapun bisa ikut, dari yang muda sampai yang tua, laki-laki maupun perempuan.

Meugang
Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh. Mereka menyembelih seekor kerbau dan dagingnya dimakan menjelang masa puasa. Warga Aceh bisa membeli kerbau ini secara patungan. Biasanya orang yang secara ekonomi lebih mampu turut memberikan sumbangan agar fakir miskin pun bisa menikmati kebersamaan ini. Di Aceh, Meugang tidak hanya diadakan sebelum hari raya Idul Fitri, tetapi juga saat hari raya Idul Adha.

Makan kue apem
Makan kue apem untuk menandai datangnya bulan puasa lazim dilakukan di Surabaya. Nama kue apem dipercaya berasal dari kata “afwan” dalam bahasa Arab yang artinya maaf. Jadi secara simbolis makan kue apem bisa diartikan memohon maaf pada keluarga, sanak saudara, dan teman. Setelah makan kue apem, orang-orang yang berkumpul biasanya bersalam-salaman saling meminta maaf, dan melanjutkan acara dengan tahlilan.

Perlon unggahan

Sebelum bulan suci mulai, masyarakat Banyumas mengadakan acara makan besar, disebut dengan Perlon Unggahan. Berbagai macam makanan tersedia, namun yang tidak boleh absen adalah nasi bungkus, serundeng sapi, dan sayur becek. Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek harus disiapkan laki-laki dan jumlah mereka harus 12 orang, terutama disebabkan banyaknya kambing dan sapi yang disembelih.

(kompas)


Like it? Share with your friends!