Duh PNS Ini Nekat Gantung diri di Ruang Kerja, Isi Surat Wasiatnya Mengejutkan


055432_388726_Gantung_Diri_identifikasi_d

Palingseru.com – Seorang PNS yang bernama Domingus N. Misa nekat gantung diri di ruang kerjanya karena tak sanggup dengan jabatannya. Domingus menjabat sebagai Bendahara Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.

Sebelum gantung diri di ruang kerjanya sekitar pukul  06:30 Wita, korban sempat menulis surat wasiat yang isinya sungguh mengejutkan.

Dalam surat wasiat itu korban mengatakan jika ia nekat gantung diri karena dia merasa ditekan oleh pimpinan dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang bendahara.

Korban menguraikan jika ia tidak mampu mengerjakan SPJ, sehingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya untuk digantikan oleh orang lain yang lebih mampu.

Tapi pimpinannya  menyuruhkan untuk tetap menjalankan tugas  dan tanggung jawabnya sebagai seorang bendaraha dan akan dibantu oleh orang lain yang akan ditunjuk pimpinan.

Baca juga : Remaja ini Tulis Surat ke Ibunya Sebelum Ia Gantung Diri, Alasannya Sungguh Mengejutkan!!

“Dari awal saya sudah kasi tau pimpinan bahwa saya tidak mampu, karena untuk membuat SPJ saja saya harus buka kembali SPJ tahun-tahun sebelumnya. Hanya beliau bilang itu sudah bai, jalan saja. Kami di perpustakaan ini kemampuan terbatas semua, sehingga mereka pilih kami yang tidak mampu untuk ini agar bisa diatur,” unkap korban dalam surat wasiatnya yang diampil oleh pihak kepolisian di dalam ruang kerjanya.

Selain itu, korban juga menuliskan tentang pertemuannya dengan kepala badan perpustakaan dan kearsipan daerah (pengguna anggaran), Agus Benu, dengan tujuan mencairkan dan ganti uang (GU) dengan nilai Rp 73. 488. 246.

Pertemuan itu untuk membagi uang GU untuk bidang pelayanan, sekretariat dan bidang arsip. Dalam pertemuan itu, dituliskan bahwa kepala badan setuju sedangkan kasubag keuangan tidak setuju sehingga ia bingung mau ikuti perintah yang mana.

Setelah pencairan uang, bidang pelayanan tidak mengambil uang karena dilayani tidak sesuai dengan permintaan dan mengambil uang GU hanya bidang kearsipan dengan nilai Rp 15 juta.

“Sisa uang GU ke III dan ke II ada di laci meja saya. Saya nekat gantung diri karena mekanisme kerja yang tidak baik. Setiap kali saya minta untuk menyelesaikan segala sesuatu, tidak diindahkan pimpinan. Setiap kali pencairan uang dan saya mau kasi ke bidang, saya minta supaya kasubag keuangan mengetahui beliau tidak mau (kwintansi). Yang membantu saya untuk menentukan perjalanan dinas atau perjalanan apa saja adalah kasubag keuangan. Di saat ada uang, kasubag keuangan dekat dengan saya. Sementara SPJ saya kerja sendiri-sendiri makanya SPJ saya amburadul,” katanya dalam surat wasiat.

“DPA yang amburadul membuat saya bingung (kasubag program). Kasubag program setiap kali ada pergeseran pada badan anggaran, beliau tidak pernah pergi tetapi minta SPPD terus. Untuk diketahui bahwa, kronologi ini ada pada SPJ saya dan kwitansi-kwitansi saya. Sekian,” tulis korban.

Istri dan keluarga korban langsung datang ke kantor Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, saat mengetahui jika suaminya sudah tewas gantung diri.

Keluarga korban pun sempat mengamuk, namun berhasil ditenangkan oleh anggota polisi. Korban lalu dibawa ke ruang instalasi pemulasaran jenazah RSUD SoE untuk dilakukan visum et repertum oleh dr. Gerat Da Cunha, dr. Juan Manu. Dari hasil visum yang dilakukan, diketahui korban tewas akibat murni gantung diri.


Like it? Share with your friends!