palingseru.com – Di zaman serba canggih saat ini tidak memiliki smartphone kemungkinan akan terdengar mustahil. Terutama bagi anak muda. Ya, smartphone kini sudah menjadi kebutuhan manusia yang tak dapat dipisahkan.
Di mana pun dan kapan pun mereka berada, benda yang tidak pernah terlepas dari manusia adalah smartphone. Miris memang, tapi inilah namanya hidup berkembang. Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, kondisi saat ini jelas jauh berbeda.
Adanya teknologi canggih kerapkali membuat sejumlah orang lupa untuk bersosialisasi dengan orang sekitar. Mereka hanya sibuk dengan teman dunia maya mereka.
Nah, mungkin pandanganmu soal smartphone akan berubah ketika melihat artikel ini.
Dilansir Bintang.com, ada seorang pria mencoba membuat dokumenter tentang dirinya yang selama ini selalu sibuk dengan smartphone miliknya. Pria itu mengatakan bahwa ia memiliki 422 teman di media sosial.
Setiap hari ia selalu menatap mata lawan bicara atau hanya melihat nama orang di layar. Dia mengaku bahwa media yang disebut social memang segalanya. Akan tetapi, ketika dia membuka komputernya, saat itulah ia menutup pintu.
Hal ini tentu membuat kita menjauh dari rasa kebersamaan bersama keluarga maupun sahabat.
“Ketika kamu beranjak dari perangkat khayalan ini, kamu tersadar dan melihat dunia yang membingungkan. Dunia dimana kita diperbudak oleh teknologi yang kita ciptakan, dimana informasi dijual oleh orang kaya rakus. Dunia yang dipenuhi kepentingan pribadi, pencitraan, promosi diri. Dimana kita memberikan bagian terbaik kita tanpa menggunakan perasaan,” kata pria tersebut.
“Kita dikelilingi oleh anak-anak, yang sejak mereka dilahirkan melihat kita hidup seperti robot dan mereka menganggap itu normal. Sepertinya mustahil untuk menjadi orangtua hebat karena kamu tidak bisa menghibur anak tanpa menggunakan iPad.”
“Saat saya kecil, saya tidak pernah di rumah. Selalu bersepeda keluar bersama teman-teman. Sepatu saya sobek dan lutut saya tergores karena membangun rumah di atas pohon. Sekarang teman sangat sunyi dan sepi. Tak ada anak-anak yang bermain, ayunan pun tak pernah bergerak.”
“Kita adalah generasi idiot : ‘Telepon pintar dan manusia bodoh’. Jadi, alihkan perhatian dari teleponmu matikan layarnya. Hidupkan lingkungan sekitarmu ciptakan hari yang indah. Cukup satu hubungan nyata, hanya itu yang dibutuhkan.”
Dari pengalaman pria ini kita dapat menyimpulkan bahwa hidup akan terasa indah bila tanpa smartphone. Waktu kita akan lebih banyak digunakan untuk berkumpul bersama orang-orang terdekat, baik keluarga maupun sahabat.
Nah, bagaimana menurutmu? Apakah kamu masih ingin menggantungkan hidupmu pada smartphone?