Nilai Mata Uang Yuan Melemah Terhadap Dolar AS Tapi Malah Menguntungkan Untuk China, Ternyata ini Alasannya


via: intisari.grid.id

Palingseru.com – Nilai tukar uang dolar Amerika Serikat (AS) terus merangkak naik dan kini sudah menyentuh angka Rp 15.000. Penguatan dolar AS ternyata tidak hanya dirasakan Rupiah, namun juga sejumlah negara Asia.

Salah satunya adalah China.

Yuan, mata uang China juga ikut melemah.

Bahkan mata uang China sudah lebih dulu melemah dari Indonesia, tepatnya sejak enam bulan terakhir, di mana dolar AS sempat naik hingga 6,6145 terhadap yuan.

Meski kurs yuan terhadap dolar AS menurun, tapi mereka justru mendapat keuntungan.

Ini karena harga barang-barang China akan menjadi jauh lebih murah di pasar Internasional.

Namun Presiden AS Donald Trump berdalih jika China sengaja membiarkan nilai mata uangnya jatuh sebagai salah satu strategi perang dagang dengan negaranya.

Selain itu, Trump juga menyebut bahwa ini adalah upaya manipulasi mata uang.

Seperti dilansir intisari.grid.id, yuan China naik hampir 7 persen terhadap dolar pada tahun 2017, membalikkan penyusutan tiga tahun berturut-turut.

Pada bulan Januari, Beijing berulang kali menekankan keinginannya untuk mempertahankan mata uangnya, Yuan, yang sudah merosot jauh dari dolar AS.

Alhasil, produk mereka tetap terjangkau di Amerika membuat manufaktur mereka menguntungkan.

Dengan demikian, mereka memiliki nilai tukar tetap dengan dolar AS dan tetap untung secara ekonomi.


Like it? Share with your friends!