Palingseru.com – Ancaman Hermawan Susanto memenggal Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam video yang viral di media sosial menyeret pemuda 25 tahun itu menjadi tersangka. Ancaman itu dilontarkannya dalam unjuk rasa bersama massa BPN Prabowo-Sandi di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.
Meski banyak orang menghujat Hermawan, namun Harto Kasiha, Ketua RT tempat Hermawan Susanto tinggal di Jalan Palmerah Barat I, Jakarta Barat, mengajukan pembelaan. Menurut dia, ucapan Hermawan tersebut bersifat spontan dan tidak terstruktur.
“Itu. kan tidak terstruktur, dia kan secara spontan karena situasi puasa dan panas saat demo,” ujar Harto di rumahnya pada Selasa malam, 14 Mei 2019.
Dia bahkan menduga bisa saja ada orang yang memprovokasi Hermawan untuk bicara itu. “Mungkin di sana ada orang yang ngojok-ngojoki, kita tidak tahu namanya orang banyak.”
Harto menuturkan bahwa dia sangat mengenal baik Hermawan dari kecil. Rumah Harto hanya berjarak satu rumah dari kediaman Hermawan. Dia sangat menyayangkan kejadian yang menimpa tetangganya itu.
Hermawan Susanto tinggal berdua bersama ayahnya, Budiarto, yang sudah sekitar lima tahun berpisah dengan istrinya. Hermawan adalah anak tunggal Budiarto.
Menurut Harto, perilaku Hermawan Susanto baik sejak kecil. Hermawan tidak pernah membuat onar atau kegaduhan di masyarakat. Dia juga anggota karang taruna setempat. Setiap malam, Hermawan menjaga wilayah bersama teman-teman karang taruna.
“Setiap malam pada jaga. Motor ditaruh di luar pun enggak pernah hilang,” kata Harto.
Hermawan bekerja di sebuah Yayasan Badan Wakaf Alquran di Tebet Timur Dalam I, Jakarta Selatan. Harto mengatakan, Hermaan bekerja di bagian logistik untuk menerima bantuan seperti berupa Alquran.
Adapun ayahnya, Budiarto, pernah bekerja di pabrik ban sebelum di-PHK. Bahkan pernah menjadi pengemudi Go-Jek. “Kadang pagi-pagi Wawan (panggilan Hermawan) gantiin bapaknya kejar setoran. Waktu subuh sudah berangkat, sebelum Wawan kerja itu,” tutur Harto.
Harto merasa kehilangan karena Hermawan Susanto kena kasus mengancam Presiden Jokowi. Dia ikut meminta maaf atas apa yang dilakukan warganya dan berharap diberikan keringanan hukuman. “Kalau memang dia salah dan melanggar hukum, tolonglah dikaji ulang. Apakah memang benar ucapannya terstruktur, spontan apa cuma gagah-gagahan,” ujarnya.
Sumber: tempo.co