Ingin Bongkar Praktik Pungli di Sekolahnya Guru Honorer ini Malah Kena Pecat


via: suar.grid.id

Palingseru.com – Sungguh malang, niatan baik seorang guru honorer untuk mengungkap praktik pungli di sekolah tempatnya mengajar malah berakhir pahit.

Rumini (44), guru honorer di SDN 02 Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan dipecat dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, tepatnya 3 Juni 2019.

Rumini ingin membongkar praktik pungli yang dilakukan pihak sekolah.

Terbongkarnya kecurangan pihak sekolah ketika Rumini hendak menganalisa anggaran yang didapat sekolah dari bantuan operasional sekolah (BOS) dan bantuan operasional sekolah daerah (BOSDa).

Dia terkejut karena data yang ditunjukkan, terdapat anggaran untuk keperluan buku sekolah bagi para siswa, yang ditetapkan dengan harga mulai dari Rp 230.000 – Rp 360.000. Tidak hanya itu, ada juga anggaran dana laboratorium komputer dan kegiatan sekolah yang harus disetor oleh orangtua murid setiap tahunnya.

“Iuran komputer Rp 20.000 setiap bulan persiswa, untuk uang kegiatan siswa Rp 135.000 pertahun.”

“Jadi dana BOS dan dana BOSDa itu tumpang tindih itu tidak boleh, dalam aturannya tidak boleh tumpang tindih. Jadi misalnya pembelian buku dimasukin ke BOS dan BOSDa harusnya tidak boleh, harusnya salah satunya,” kata Rumini, dilansir suar.grid.id.

“Emang draft saya glondongan ya bukan draft resminya. Takutnya kalau glondongan mereka merekayasa lagi, itu aja susah ngambilnya,” sambungnya.

Padahal, menurut Rumini, di tempatnya mengajar selama 7 tahun terakhir itu banyak orangtua murid yang hidup dengan ekonomi pas-pasan, meski sekolahnya berada di dekat kawasan elit Bintaro.

Dan kini, usai membongkar praktik pungli di tempat sekolahnya mengajar, Rumini jadi mengalami trauma berat akibat diintimidasi beberapa oknum pegawai di sekolah. Hidupnya kini juga tidak tenang, karena setiap ingin beraktivitas di luar, Rumini merasa selalu ada yang menguntitnya.

“Saya keluar aja diikutin orang, makanya saya gak berani ke sana (Kantor Wali Kota, untuk melapor), saya lempar ke Komnas HAM. Itu bikin saya trauma, perempuan sendiri biarpun dia kecil tapi kan (penguntit) laki-laki kuat,” katanya.


Like it? Share with your friends!