Palingseru.com – “Dalam hati saya menyebutkan, lebih baik saya lihat Zaenal masuk penjara 10 tahun, daripada dipukul dan mati,” demikianlah curahan hati ayah Zaenal Abidin (29), Sahabudin, menanggapi pernyataan polisi yang menyebut Zaenal lebih dulu menyerang petugas karena persoalan tilang.
Sebagai seorang ayah, Sahabudin jelas merasa terpukul atas kepergian anaknya. Apalagi dalam kasus ini, Zaenal meninggal dengan bekas luka lebam hampir di sekujur tubuhnya, terutama pada bagian wajah yang paling parah, akibat dikeroyok oleh sejumlah oknum anggota Polres Lombok Timur.
Bahkan saat dihubungi polisi, Sahabudin masih tenang dan lebih dulu menyelesaikan ibadah shalat Jumat.
“Awalnya, ibunya yang pergi dulu, saya akan pergi selesai shalat Jumat, karena saya mengira anak saya sakit biasa,” ungkap Sahabudin, saat ditemui di rumahnya di Tunjang Selatan, Desa Paok Motong, Lombok Timur, Minggu (8/9). Demikian dikutip Kompas.com.
Tapi begitu tiba di rumah sakit, faktanya berbanding balik dengan pemikirannya. Sang anak sudah terbujur kaku di rumah sakit dengan kondisi babak belur.
Dirinya pun tak sanggup membayangkan bagaimana kondisi anaknya saat dipukuli oleh oknum anggota polisi.
“Tidak bisa saya bayangkan bagaimana rupa anak saya itu jika saat dipukul. Dipenjara saja 10 tahun tidak apa-apa,” ucapnya sambil menghela napas panjang.