Polisi Baik Hati ini Bangunkan Dua Rumah Untuk Warga Miskin


via: kompas.com

Palingseru.com – Adalah Bripka Arsilinus Lentar atau yang disapa Polisi Arsy. Polisi 29 tahun yang bertugas sebagai Bhabimkamtibmas Desa Tampar Tabang, Kecamatan Lemba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memang dikenal sebagai polisi kemanusiaan.

Dirinya tidak hanya mengayomi masyarakat, tapi juga mengulurkan bantuan semampunya untuk membantu masyarakat kurang mampu serta anak-anak yang menyandang disabilitas di wilayah kerjanya.

Sejak beberapa tahun belakangan, Polisi Arsy sudah menyalurkan bantuan berupa sembako, uang tunai, dan kursi roda.

Tapi baru-baru ini Polisi Arsy ingin memberi bantuan lebih, dengan cara membangun rumah untuk dua warga miskin.

Pertama, rumah nenek Paulina Lawus (70) yang sudah reyot dan berdindingkan pelupuh bambu di Kampung Deru, Desa Compang Deru, Kecamatan Lambaleda.

Polisi Arsy yang tidak tega melihat kondisi rumah yang dihuni oleh nenek Paulina dan anak-anaknya lantas tergerak untuk membangunkan rumah layak huni untuk mereka.

Tak butuh waktu lama, dalam waktu tiga bulan, rumah itu pun berhasil dikerjakan dengan dibantu tenaga warga setempat.

Dan bantuan kedua menyasar pada Mama Anastasia Undik (40). Rumah janda 5 anak yang berada di Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Kecaman Lambaleda ini tak kalah memprihatinkan.

“Sejak ditinggal suaminya pada 2010 lalu, Mama Undik dan kelima buah hatinya terus meratap dalam keterbatasan ekonomi. Mirisnya, tak hanya soal kekurangan ekonomi, kondisi pahit dalam kehidupan Mama Undik sangat memprihatinkan. Ukuran rumahnya sekitar 4×5 meter. Dinding dan atapnya terbuat dari pelupuh bambu. Lantainya tanah. Keluarganya tampak berdesakkan saat tidur malam,” terang Polisi Arsy.

Dalam jangka waktu singkat, proses pembangunan rumah untuk ditinggali Mama Undik bersama anak-anaknya pun rampung.

Dana yang digunakan untuk pembangunan rumah itu, diakui oleh Polisi Arsy, didapat dari penggalangan dana yang ia lakukan lewat media sosial dan juga bertemu secara langsung dari rumah ke rumah.

Sederet pihak pun terlibat dalam penggalangan dana ini, mulai dari sesama rekan polisi, kerabat, hingga pihak besar seperti Pastor Paroki Benteng Jawa, Pemerintah Desa Golo Lembur, Orang Muda Katolik (OMK), Stasi Pusat Paroki Benteng Jawa, dan masih banyak lagi.

“Berawal dari iseng dengan memposting di media sosial Facebook tentang kondisi rumah Nenek Paulina yang sangat tidak layak dihuni ini mendapatkan respons positif dari publik serta mendorong saya untuk membangun rumahnya,” tuturnya, demikian dilansir Kompas.com.


Like it? Share with your friends!