Palingseru.com – Inilah kenyataan pahit yang terus menyiksa perasaan Nurul Qomar (31) dan Finki Kurnia (22). Setiap hari, mereka harus menyaksikan rintihan tangisan bayi mereka, Mizyan Haziq Abdillah, yang baru berusia 6 bulan akibat kondisi langka yang dideritanya.
Sebagai orangtua, Nurul Qomar dan Finki Kurnia jelas merasa kesedihan yang begitu mendalam. Apalagi bila harus mendengar tangisan keras sang anak, ketika seluruh kulit tubuh Mizyan yang mengering mengelupas.
“Kami hanya gendong kalau sudah begitu, atau kami ayun karena kami tahu kalau dia rewel, pasti merasa gatal dan pedih,” kata Nurul Qomar, dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, Nurul Qomar menceritakan bahwa anak semata wayang mereka sebelumnya lahir secara normal dan mengalami tumbuh kembang seperti bayi pada umumnya. Namun, semuanya berubah mengerikan saat sang anak berusia tiga bulan.
Muncul sebuah benjolan sebesar kacang pada bagian ketiak.
“Munculnya di ketiak. Benjolan itu mengandung cairan bening, kemudian bernanah,” terang Qomar.
Tapi karena tempat tinggalnya berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, akses untuk bisa ke rumah sakit umum sulit dijangkau. Sehingga mereka hanya memutuskan membawa sang anak ke Puskesmas pembantu di Tulin Onsoi.
Upaya mereka untuk menyembuhkan sang anak pun berhasil. Namun secara mengejutkan, seminggu kemudian muncul kembali kondisi aneh, yakni adanya bintik-bintik merah dan ruam pada lipatan kulit Mizyan.
Ruam itu kemudian menyebar secara merata ke seluruh tubuh Mizyan. Oleh Qomar dan istrinya, sang anak dibawa ke dokter spesialis kulit di Kota Tarakan, dan Mizyan sembuh.
Namun cobaan kembali datang. Kondisi kali ini bahkan jauh lebih parah dan mengerikan, yang kini tengah dialami Mizyan sampai saat ini. Kulitnya mengalami kering, pecah-pecah dan kasar.
“Kalau dipegang agak keras seperti lapisan plastik itu, tidak kenyal seperti kulit bayi biasanya,” ungkap Qomar.
Kulit-kulit yang mengering itu perlahan mengelupas, namun selalu disertai keluarnya darah.
“Setiap mengelupas, ada darah pada bagian kulit yang lepas.”
Inilah mungkin yang membuat Mizyan selalu menangis saat kulitnya terkelupas.
Namun beruntung, pemerintah desa setempat cepat menindak permasalahan ini. Dengan membuatkan BPJS Kesehatan untuk Mizyan, bayi malang itu kini akhirnya bisa mendapat perawatan di RSUD Nunukan.
“Sudah lumayan bisa beristirahat dibandingkan biasanya,” Qomar menjelaskan perkembangan kondisi putranya.