Seorang PDP Corona Meninggal saat Mencari Rumah Sakit yang Sanggup Menanganinya


via: tribunnews.com

Palingseru.com – “Dibawa ke rumah-rumah sakit utama untuk rujukan Covid-19, tapi waiting list karena banyak banget ternyata orang-orang (di rumah sakit rujukan) membeludak terus,” demikian salah satu anggota keluarga PDP Corona, menjelaskan nasib keluarganya yang harus berakhir meregang nyawa tanpa tindakan medis akibat membludaknya pasien di rumah sakit rujukan khusus pasien COVID-19.

Ya, inilah fakta memilukan yang tengah dihadapi Indonesia di tengah mewabahnya virus corona. Bukan hanya kekurangan tenaga medis serta perlengkapan dan peralatan medis, namun juga bangunan rumah sakit.

Sementara pasien positif, PDP (pasien dalam pemantauan), ODP (orang dalam pemantauan) dan suspect atau diduga, terus bertambah tiap harinya.

Hal inilah yang membuat PDP Corona di Jakarta yang dirahasiakan identitasnya tidak mendapatkan perawatan pada Selasa (24/3/2020).

“Keluarga tahu beliau sakit (semakin parah) saat pagi itu dari pembantu,” ujar anggota keluarganya.

Setelahnya, dilansir Kompas.com, pihak keluarga menghubungi nomor darurat Covid-19 DKI Jakarta, dan kemudian dijemput menggunakan ambulans pada siang harinya, sekitar pukul 12.00 WIB.

RSUD Tarakan yang hanya berjarak 2 kilometer dari kediamannya pun menjad tujuan pertama ambulans. Namun sayang, rumah sakit tersebut telah penuh, sehingga supir ambulans memutar haluan menuju RSUP Persahabatan Jakarta Timur, lalu RSPI Sulianto Saroso, Jakarta Utara.

“RS Persahabatan penuh, juga RSPI SS ditolak (karena) penuh. Ambulans kembali ke RSUD Tarakan,” terangnya.

Di sana, korban yang sudah lanjut usia, 60 tahun, tak lagi mampu hingga menghembuskan nafas terakhir di dalam mobil ambulans.

“Beliau kan sudah lansia juga. Mungkin harusnya langsung masuk ICU. Tapi kapasitasnya enggak muat lagi di rumah-rumah sakit utama, jadi enggak tertolong,” ungkapnya.

Jenazah kemudian dimakamkan pada hari itu juga, pada sore harinya, tanpa iringan keluarga dan sanak saudara.

“Sedih sekali. Bahkan keluarga juga tidak bisa mengantar ke peristirahatan terakhir. Aku harap orang-orang di luar sana at least bisa mendoakan dari jauh,” tuturnya.


Like it? Share with your friends!