Palingseru.com – Ketika fresh graduate memilih pekerjaan berkelas dengan penghasilan tinggi. Berbeda halnya dengan Dipa, mahasiswa lulusan Universitas Gajah Mada (UGM).
Alih-alih melamar pekerjaan di perusahaan, pria yang lulus dari jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM ini malah memilih mengambil cangkul dan bertani, yang jelas-jelas bukan bidangnya.
Ya, tanpa malu dan gengsi, pria berusia 22 tahun ini menjalani profesi baru sebagai petani.
Melalui Twitter, Dipa menjelaskan awal mula ketertarikannya di dunia pertanian ketika dia bertemu dengan komunitas Sekti Muda.
“Ternyata banyak anak muda yang tertarik dunia pertanian. Nah di sana akhirnya aku belajar tentang tanaman, cara buat pupuk dan pestisida nabati, juga belajar langsung ke para petani. Aku belajar dengan Pak Udik, salah satu guru yang sering mengajarkan tentang nutrisi dan cara buat pupuk organik cair untuk tanaman. Ini misalnya aku dan temen-teman kunjungan ke Pak Daliman, beliau adalah praktisi pertanian alami di Bantul,” ungkapnya, dilansir wolipop.detik.com.
Dari situlah, jiwa bertaninya muncul dan mulai memutuskan untuk terjun ke dunia pertanian. Ditambah, dia mendapat dukungan dari keluarga dan juga teman-temannya.
“Di situ aku makin yakin, cita-citaku adalah jadi seorang petani,” tuturnya.
“Di sana aku minjem sedikit uang ke keluargaku buat modal, sisanya aku jual buku-buku yang dikumpulin selama kuliah.”
“Di bulan Maret aku mulai bertani, mulai belajar nyangkul, belajar lagi banyak hal langsung dengan para petani lain,” ceritanya.
“Setelah tiga-empat minggu, kangkungnya dah pada besar. Di situ aku jualin sebagian ke tukang sayur, tiap hari berangkat jam 6, panen kangkung terus keliling ke beberapa tukang sayur.”
“Hasilnya cukup lumayan buat sehari-hari.”
Diakui Dipa, selama menjalani profesi baru ini, dirinya merasa bahagia dan juga tenang. Karena selain sumber mata pencaharian yang halal dan berkah, juga bisa terus saling berbagi lewat hasil tani.
Di ujung postingannya, Dipa memberikan pesan bagi generasi milenial, terutama fresh graduate yang kesulitan mencari pekerjaan, untuk mengikuti jejaknya.
“Biasanya yang sering dipikir dulu adalah soal sumber daya material: skala usaha, lahan, modal awal dan lain-lain. Padahal selain aspek tadi, sumber daya pengetahuan dan jaringan juga amat penting. Memang untuk mulai bertani perlu sumber daya material. Tapi kalau dirasa belum cukup, kita bisa mulai dari sumber daya lain, baik itu pengetahuan atau “network” kita.”
“Nah satu hal penting, dalam pemenuhan sumber daya tadi akan jauh lebih mudah ketika dilakukan bersama-sama. Nek dewean yo pasti klenger. Aku ngerasa banget punya jejaring pengetahuan dari @Sektimuda, sebagai modal yang bener-bener mendukung. Ternyata dengan niat bertani meski ga ada uang tetap bisa. Banyak jalan menuju Roma!” ujarnya.
Unggahannya ini sontak menarik perhatian warganet, hingga mendapatkan 42.500 like dan 12.700 retweet.