Palingseru.com – Anak adalah ujian bagi orang tuanya. Sifat dan perilakunya terkadang mengundang emosi orangtua. Dan di sinilah, letak ujian itu sendiri.
Bagi yang mampu bersabar dalam menyikapi sang anak, maka akan berakhir manis dan mendapat pahala dari Allah. Tapi jika sebaliknya, hal-hal buruklah yang terjadi.
Akan terjadi sebuah insiden dimana orangtua meluapkan emosinya pada anak, yang berujung pemukulan. Hal ini pula yang akan dibahas pada kejadian berikut ini.
Tak mampu menahan emosi, seorang ibu berinisial MA di Malang mencambuki anaknya yang tidak memahami pelajaran yang ia berikan saat mengerjakan tugas sekolah.
“Jadi sudah diajarkan berkali-kali, tapi si anak tidak memahami. Kita tidak tahu kondisi psikis anak lagi bagaimana, karena capek, atau karena ingin segera bermain. Yang diajarkan matematika,” ungkap Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, dilansir dari newsdetik.com.
Adapun benda yang digunakan untuk mencambuk, yakni sebuah selang, dan dipukulkan sebanyak tiga kali pada bagian kaki sang anak.
“Dipukul pakai selang sebanyak tiga kali, dan sempat digigit tangan korban satu kali. Semua karena ibu emosi,” kata Kapolres.
Pemukulan itu baru berhenti setelah suami atau ayah korban menghampiri dan menenangkan MA.
“Ada ayahnya (di rumah), langsung menenangkan si ibu dan sempat katakan ‘kalau tidak bisa, nanti bisa diajari lagi’,” lanjut Kapolres.
Meski emosi telah mereda, namun permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Aksi pemukulannya itu berbuntut panjang setelah tetangga mengabadikan momen tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.
“Kesan lebih besar, ketika ibu marah diiringi suara keras dan teriakan. Yang kemudian mengganggu tetangga dan beberapa merekam. Memang rumahnya berada di kampung padat penduduk,” jelas Kapolres.
Akibatnya, kasus ini diproses dan MA telah dipanggil untuk jalani pemeriksaan.
“Pemeriksaan terhadap ibu, anak serta ayahnya dan beberapa orang yang mengetahui kejadian itu sudah dilakukan. Bersamaan juga kami gelar pertemuan dengan kepala desa beserta dinas terkait, untuk menangani perkara ini,” pungkas Kapolres.
“Untuk psikologi anak dalam kondisi baik, dan menyadari jika sudah melakukan kesalahan. Sang anak juga masih menyayangi ibunya,” Kapolres menambahkan seraya mengakhiri.