PalingSeru – Mengadu nasib pergi merantau ke Singapura dengan niat mengubah perekonomian keluarga, namun harus berakhir membuat Sugiyem (49) menjadi cacat. Ia yang bekerja sebagai TKW di Singapua ini telah meninggalkan desanya di Dukuh Ledok, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 2015 lalu.
Ia bekerja bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun, dalam dua thun terakhr ini ia malah disiksa oleh majikannya yang kedua. Akibat dari penyiksaan sang amjikan itu membuat Sugiyem buta dan tuli.
Bupati Pati, Haryanto, membenarkan, warganya yang bertaruh nasib di Singapura menjadi pembantu rumah tangga dipulangkan karena tidak tahan menerima kekerasan fisik dari bosnya. Selama di Singapura, Sugiyem telah dua kali berpindah majikan.
“Iya benar, namun tolong konfirmasi ke Dinas Tenaga Kerja karena statusnya dikabarkan ilegal,” kata Haryanto dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Senin (9/11/2020).
Keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, mengatakan jika Sugiyem bekerja di Singapura melalui proses “direct hiring” dari Batam sejak 2015. Direct Hiring merupakan sebuah jalur untuk mempermudah pekerja sektor informal kembali bekerja tanpa melalui agensi maupun jasa PPTKIS di Indonesia.
“Pada 2017, KBRI Singapura sudah memberikan kartu pekerja indonesia singapura kepada Sugiyem supaya suatu saat jika ada permasalahan bisa melapor. Namun pada 23 Oktober lalu Sugiyem dikembalikan dalam keadaan penuh luka di sekujur tubuhnya dan bahkan buta tidak bisa melihat serta tuli,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pati, Tri Haryama.
Selama dua tahun berada di Singapura, Sugiyem mengaku sering menerima penyiksaan oleh majikannya yang kedua hingga perlahan mengalami kebutaan. Tidak hanya itu, pihak keluarga juga tidak bisa berkomunikasi dengannya lantaran handphone disita majikannya tersebut.
Akhirnya merasa sudah tidak kuat karena tersu-terusan mengalai penyiksaan oleh sang majikan, kemudian Sugiyem melaporkan kepada KBRI di Singapura. Sugiyem juga mengalami gangguan pendengaran, luka kekerasan fisik lainnya hingga kini masih membekas pada bagian wajah, kepala, punggung, telinga, punggung, tangan dan kaki.
Pemerintah Kabupaten Pati, kata Tri, sudah berupaya melakukan pendampingan terhadap Sugiyem untuk melakukan visum ke RSUP dr Kariadi Semarang
“Yang jelas, Sugiyem sekarang buta dan dirawat keluarganya. Kemarin sudah visum di RSUP dr Kariadi Semarang. Hasilnya dikirim ke Singapura untuk kelengkapan surat laporan ke otoritas Singapura. Kami berharap semoga cepat ditangani dan hak-hak Sugiyem bisa diterimanya,” kata Tri.