Palingseru.com – Tujuh belas tahun berlalu, namun bencana alam tsunami Aceh masih menyimpan banyak cerita sampai saat ini.
Salah satunya kisah yang datang dari Taufik Alamsyah.
Warga Kajhu, Aceh Besar ini masih mengingat jelas bagaimana mengerikannya gelombang hitam menerpa seluruh kawasan Banda Aceh.
Termasuk detik-detik saat dirinya dipisahkan dengan keluarga tercinta, yakni istri, anak dan mertua.
Taufik saat itu terseret air dua ratus meter dari rumahnya, dan sang buah hati yang digenggamnya dengan erat hanyut terbawa derasnya air.
Sejak saat itu, Taufik terpisah dari istri dan anaknya. Ia pun telah mencari ke sana kemari untuk menemukan keluarga tercintanya, namun tak pernah berbuah manis.
Bahkan setelah 14 tahun lamanya, Taufik masih berjuang keras menemukan istri dan buah hatinya.
“Selama 14 tahun saya masih mengharap istri kembali walau dalam kondisi apapun, saya masih berharap untuk bisa dipertemukan,” tuturnya.
“Ya saya dianggap orang gila, karena masih mengharap mukjizat, ya mana taukan dia kembali,” ujar Taufik.
Dan benar saja, penantiannya untuk bertemu kembali dengan istrinya, Sri Yuanida terkabulkan. Dilansir news.okezone.com, Pada 19 Desember 2018 sore, Taufik mendapat telepon dari orang terdekatnya yang menginformasikan bahwa istrinya telah ditemukan.
“Waktu itu saya lagi di mobil, ada yang telepon saya kirain soal tanah saya di Kajhu, rupanya dia bilang, ‘Bang pulang terus Kak Nida sudah dapat’, kaget saya, untung bukan saya yang bawa mobil,” Taufik mengisahkan.
Namun pahitnya, pertemuan mereka saat itu bukan lagi sepasang manusia hidup, melainkan satu hidup dan satu mati.
Ya, istrinya telah terbungkus plastik hitam jenazah di Dusun Lamseunong, Desa Kajhu, bersama 46 jenazah korban tsunami lainnya dalam satu liang lahat, yang tak sengaja ditemukan oleh para tukang yang sedang menggali tanah untuk pembuangan air perumahan.

Sementara identitas istrinya didapat dari kartu SIM yang masih melekat pada jenazahnya.
Akhirnya, jenazah almarhumah Sri Yuanida dibawa pulang Taufik untuk kembali dimakamkan.