Palingseru.com – Apa yang terjadi pada Wety Wediawati, emak-emak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini patut dipertanyakan. Dimana letak salahnya?
Wety hanya mewakili suara hati warga Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang melalui protesnya di media sosial. Dan protes itu pun, tidak diwarnai unsur SARA, terlebih menyudutkan suatu pihak.
Melalui siaran langsung di akun Facebook, Wety hanya menyampaikan protes jalanan rusak yang tak kunjung diperbaiki di depan rumahnya di Jalan Bung Tomo, Gang Teratai.
“Padahal sudah 3 kali jalan di depan rumah saya diukur tapi tidak juga dilakukan pengecoran,” sampainya saat dikonfirmasi, Senin (27/9).
Sikap protesnya ini kian didorong dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
“Jadi pengecoran jalan tidak sampai depan rumah saya, melainkan belok ke gang sebelum rumah saya yang kondisinya masih baik-baik saja dan tidak rusak. Sedangkan jalan di rumah saya itu sudah hancur sampai-sampai saya sama tetangga depan rumah harus berinisiatif untuk melakukan pengecoran sendiri,” ungkapnya, dilansir news.detik.com.
Namun pada akhirnya, protesnya itu tidak berbuah manis, justru berbuntut panjang. Wety dipanggil ke Kantor Kelurahan oleh Forum RT di wilayahnya lalu diminta untuk meminta maaf secara siaran langsung.
“Saya di sana diminta untuk meminta maaf dengan cara live streaming juga oleh RT dan harus ada komentar sebanyak 6 ribu lebih. Jadi saya bilang saya tidak bisa mengatur komentar dan live. Saya disuruh untuk minta maaf tapi tetap diproses hukum, ya tentu saya tidak mau,” tuturnya.
Sementara Lurah Baqa yang hadir di pertemuan meminta untuk tidak melanjutkan permasalahan ini ke ranah hukum dengan beralasan Wety juga merupakan warga wilayah Kelurahan Baqa.
“Pak Lurah disana sampai menangis meminta tolong ke forum RT agar saya tidak dilaporkan,” jelas Wety.
Kini, kasus Wety sedang diproses pihak kepolisian.