Masalah ejakulasi dini adalah masalah yang awalnya dianggap kecil oleh pria, dan semakin lama menjadi sebuah permasalah besar bagi mereka yang ingin seks berkualitas.
Banyak orang yang menyangka ejakulasi dini berhubungan dengan kebiasaan pria melakukan masturbasi. Banyak pula yang menduga ejakulasi dini adalah cacat seks secara genetik. Namun semuanya itu tidak benar secara klinis.
Mengatasi ejakulasi dini merupakan hal yang paling tersulit yang dialami sebagian orang. Jika kekuatan seksual Anda hanya bertahan selama dua detik saja seperti halnya bos Playboy Hugh Hefner, tentu saja Anda akan bernasib sama sepertinya dicampakkan wanita atau menggunakan Viagra?
Semuanya itu tidaklah membantu. Karena setelah ‘pertempuran’seks berlalu, gairah sekspun menjadi hambar.
Seperti dikutip dari laman AskMen, berikut beberapa fakta yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini:
Faktor usia
Sebagian besar pria yang menderita ejakulasi dini dipastikan kronis. Mereka tidak mengetahui cara mengatasi cara hal tersebut. Tapi, jangan khawatir. Berdasarkan survei, permasalahan ini banyak dialami pria yang sudah tua.
Jadi, bagi Anda yang menganggap diri masih muda, tak perlu mengkhawatirkan hal ini. Cuma saja, begitu merasa ada masalah seksual, pastikan diri Anda tanggap dan langsung konsultasi ke terapis.
Efek masturbasi
Kebiasaan masturbasi tidak ada hubungannya dengan ejakulasi dini. Namun, ternyata ada kaitan penderita ejakulasi dini dengan kebiasaan mereka masturbasi. Ya, kebanyakan mereka melakukan masturbasi dengan cepat, sehingga tubuh dilatih untuk ejakulasi dengan mudah.
Tidak dapat disembuhkan
Memang perih mendengarnya. Tapi ejakulasi dini memang tidak dapat disembuhkan. Pria dengan ejakulasi dini memiliki kimia dalam artian suatu kondisi genetik seperti cacat lahir.
Jadi, kemungkinan ejakulasi dini adalah sebuah cacat seks gentik. Menurut beberapa orang, mengkonsumsi dosis rendah anti-depresan SSRI seperti Paxil cukup membantu. Pasalnya, SSRI secara signifikan memiliki efek samping menunda ejakulasi.