[ads1]Palingseru.com – Hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing kini tepat 1 tahun pada tanggal 8 Maret 2015 kemarin itu pun kembali diperbincangkan dengan menjadi sebuah misteri terbesar di abad ke 21 ini. Keberangkatan peswat yang pada saat itu tercatat pada pukul 00.41 waktu setempat (setara WITA), Maskapai pesawat Boeing 777-200ER seharga USD 270 juta itu hingga kini belum diketemukan.
Terkahir kalinya radar militer mendeteksi keberadaan MH370 itu pada pukul 22.00 dimana Sistem Komunikasi dan Pelaporan dari kokpit (ACARS) matibegitu saja tanpa ada petunjuk lanjutan dan dikabarkan hilang tanpa jejak.
Pencarian besar-besaran pun digelar melibatkan 26 negara hingga Jutaan dollar dikucurkan. Dan bahkan banyakn perusahaan swasta untuk ikut melacak sinyal yang mungkin dikirim oleh bangkai pesawat yang hasilnya pun masih kosong sampai detik ini.
Dalam penerbangan itu diketahui ada tujuh warga negara Indonesia turut menjadi korban hilang yang dalam beberapa waktu Pemerintah Malaysia secara resmi menyatakan pesawat itu mengalami kecelakaan dengan jatuh ke laut dan kabarnya semua penumpang dan kru dianggap tewas.
Dalam hal ini pihak pemerintah pun menghimbau kepada keluarga para korban untuk mengajukan ansuransi yang diketahui bila mayoritas korban di dalam pesawat tersebut adalah warga China. Pusat Pencarian Bersama MH370(JACC) mulai mendapat petunjuk kalau pesawat nahas itu terakhir terbang ke sebuah lokasi di samudera, 1.850 kilometer dari Perth, Australia. Belakangan, bahkan disebut-sebut MH370 menuju Antartika. Pakar penerbangan Inggris sekaligus pilot spesialis Boeing 777, Steve Landells, menyatakan insiden MH370 bahkan lebih misterius dibanding Abad ke 21 seperti yang dilansir dari Merdeka.com (9/3/2015),