[ads1]Palingseru.com – Pelaksanaan ibadah haji di Mina 24 pada 23 September 2015 kemarin berakhir dengan duka cita setelah 717 orang dinyatakan meninggal dan lebih dari 800 lainnya cedera sebelum sempat melempar jumrah. Dilaporkan jika insiden tragis tersebut akibat ribuan jamaah yang berdesakan menuju ke lokasi lempar jumrah saling injak di Jalan 204, Mina.
Kejadian tersebut pun menjadi tragedi lebih besar korban yang meninggal dibandingkan tragedi sebelumnya seperti jatuhnya Crane di masjidilharam. Dari data yang dilaporkan jika untuk warga Iran sendiri ada 89 korban yang tewas dalam insiden di Mina tersebut.
Melihat kejadian tragis yang terus terjadi di Arab Saudi ini pun membuat sejumlah orang mengkritik pemerintah Arab Saudi sangat lalai padahal pemerintah Arab dianggap sebagai pengelola tunggal ibadah haji. Ketua Tim Jamaah Haji Iran, Said Ohadi, menyebut Saudi sangat tidak profesional dalam penyelenggaraan haji tahun ini dia pun sempat menuntut untuk dimintai tanggung jawab.
“Petinggi Arab Saudi harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Ohadi .
Bahkan Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Iyad Madani, mengkritik jika pemerintah Arab Saudi telah berusaha mencegah bencana terulang kembali di Mina, tapi semua upaya gagal karena kehendak Allah dan ini pun membuat Iran menjadi jengkel.
Dalam tragedi di Mina tersebut diketahui jika ada sejumlah alasan terhadap kelalaian Arab Saudi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Seperti yang dilansir dari Merdeka.com, inilah dia diantaranya:
1. Dua Jalur Menuju Jamarat di Tutup Tanpa Alasan
Salah satu kelalaian yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi hingga menyebabkan tragedi besar di Mina ini dikarena ada dua jalur menuju Jamarat di tutup tanpa alasan .. Ketua Tim Jamaah Haji Iran, Said Ohadi mengatakan tragedi Mina bisa dihindari seandainya dua jalur menuju Jamarat (tempat pelaksanaan lempar jumrah) tidak ditutup.
Ditutupnya dua jalur menuju Jamarat ini pun menyebabkan kepanikan ribuan jamaah yang hendak melewati rute Jalan 204 , mereka berusaha cepat untuk mengejar waktu yang afdhal melakukan rukun wajib haji itu usai Sholat Ied. Para Jamaah yang ingin cepat melempar Jumroh pun akhirnya menerobos rute lain hingga akhirnya terjadi saling injak. Jamaah Iran yang tewas mencapai 89 orang dalam insiden di Mina tahun ini.
“Insiden hari ini menunjukkan ketidakmampuan pengelola haji mengatur arus jamaah, serta kurang adanya perhatian terhadap keselamatan jamaah haji,” ungkap Ohadi.
Tidak ada alasan yang jelas kenapa dua jalur menuju Jamarat itu di tutup.
2. Tidak Ada Posko Kesehatan Darurat
Kelalaian Pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini juga dapat dilihat dengan tidak adanya posko kesehatan darurat. Salah satu jamaah haji asal Sudan yang selamat dari tragedi saling injak di Mina itu menceritakan jika ribuan orang merangsek ke sana kemari akibat dehidrasi ditambah lagi merepun tidak sabar menuju Jamarat hingga pada akhirnya mereka pun kelelahan dan menyebabkan kondisi tubuh mereka pun menurun. Apalagi jamaah haji yang sudah berusia manula kelelahan dan menepi di jalur padat 204 sehingga tanpa dipungkiri mereka bisa menjadi korban saling injak Jamaah lainnya.
“Ini pelaksanaan haji paling buruk dari yang pernah saya ikuti tiga kali sebelumnya. Saya melihat ini faktor ketidaksiapan pemerintah Saudi,”kata jamaah enggan disebut namanya itu.
3. Tidak Ada Petugas Mengatur Arus Jamaah
Salah satu kelalaian pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara ibadah Haji tahun ini juga dilihat dengan ketidakadanya petugas keamanan yang mengatur arus Jamaah. Salah satu korban tragedi di Mina namun berhasil selamat yakni Abdullah Lofty (44) asal Mesir ini mengaku tidak pernah sekalipun mendengar arahan petugas dari pemerintah Saudi yang membatasi jumlah jamaah menuju Jamarat. Hal ini membuat ribuan Jamaah pun semakin berbondong – bondong menuju Jalur 204 selepas pukul 07.00 untuk ingin cepat – cepat melempar jumroh hingga pada akhirnya mereka saling desak – desakan dan saling injak.
“Terlihat ketidaksiapan pengelola haji mengatur sekian banyak orang. Seharusnya insiden seperti ini tidak perlu terjadi,” ungkap Abdullah Lofty .
4. Kuota Meningkat, Saudi Tak Sanggup Lagi urus Haji Sendirian
Seoarng peneliti ibadah haji Ali al-Ahmed mengatakan jika semakin tahunnya kota Makkah yang merupakan kota suci paling mematikan di dunia ini semakin bertambah jamaah haji yang ingin menjalankan rukun Islam. Dari sejumlah data peneliti Yayasan Kajian Teluk ini menunjukkan lebih dari 7 ribu jamaah meninggal 30 tahun terakhir ketika menjalankan rukun Islam kelima tersebut.
Melihat jumlah Jamaah yang semakin banyak ini , pengurus pun mengaku tak sanggup lagi jika harus urus haji sendirian. Mereka mengusulkan OKI membentuk panitia bersama mengelola ibadah haji.
Itulah kenpa jika pengurus berniat merenovasi Masjidil Haram dengan melibatkan alat berat tujuannya agar bisa menampung lebih banyak jamaah tahun depan. Namun tidak ada yang menduga jika Crane itu jatuh dan menyebabkan korban jiwa.
“Jelas sekali ketika (crane jatuh) proses pembangunan telah mengabaikan keselamatan jamaah. Tentu saja pemerintahan Saudi tidak bisa lepas tangan,” tuding OKI.
Banyak piak yang mengaku jika ibadah haji tahun ini adalah ibadah haji terburuk.
Nah, itulah dia keempat alasan kenapa Arab Saudi dianggap Lalai dalam Tragedi Mina.