Palingseru.com – Pembunuhan sadis yang dilakukan kepada dua orang warga yang menolak Tambang Pasir Lumajang membuat warga heboh. Korban yang bernama Salim atau lebih dikenal Salim Kancil dan Tosan disiksa habis-habisan oleh para preman sebanyak 40-an orang. Namun, Tosan dapat diselamatkan oleh warga dan Salim yang meningga dunia.
Puluhan preman tersebut diketahui mendatangi rumah Salim. Kala itu Salim sedang menggendong cucunya yang berusia 5 tahun. Karena merasa kedatangan preman-preman tersebut berniat buruk, Salim pun membawa masuk cucunya.
Kemudian, Salim diikat dengan tali yang sudah disiapkan. Lalu, para preman menyeret Salim menuju Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Sepanjang perjalanan warga melihat jika Salim terus dipukuli dengan senjata yang mereka bawa.
Salim pun langsung dimasukan ke Balai Desa tersebut tanpa memperdulikan masih ada banyak anak-anak yang belajar di sana. Salim lalu disentrum berkali-kali, dan menggergaji leher Salim.
Meskipun sudah disiksa Salim masih terlihat sehat, dan preman-preman itu pun masih ingin menyiksa Salim dengan menyeretnya kembali ke makam yang sepi. Di sana Salim dipukul dengan batu berkali-kali hingga akhirnya Salim jatuh ke tanah dan meninggal dunia dalam keadaan tertelungkup.
Seperti dilansir Republika.com, sebelum membunuh Salim, preman-preman tersebut sudah datang ke rumah Tosan terlebih dahulu. Tosan disiksa habis-habisan dengan menggunakan pentungan kayu, pacul, celurit, dan batu.
Namun, Tosan berhasil melarikan diri dengan menggunakan sepeda. Tak berhenti sampai disitu, para preman itu langsung mengejar Tosan hingga akhirnya Tosan ditabrak motor di lapangan luas.
Di lapangan tersebut Topan kembali disiksa dengan senjata yang mereka bawa. Tosan juga ditelentangkan dan kemudian dilintasi motor berkali-kali.
Hingga seorang warga datang melerai dan menyelamatkan Tosan. Kemudian , preman-preman itu langsung datang ke rumah Salim untuk membunuh Salim.
Saat ini keluarga korban masih dalam keadaan berduka dengan hati yang penuh dendam dengan preman-preman pembunuh korban.