Palingseru.com – Penganiayaan terhadap Salim Kancil aktivis anti tambang di Desa Selok Awar-awar, Pasiran, Lumajang, Jawa Timur, sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat.
Hal ini dikarenakan saat penganiayaan terjadi, Salim terlihat tidam mumpan ketika dibacok dan digergaji oleh 30 preman yang datang ke rumahnya.
Kancil diduga mempelajari ilmu hitam, tapi salah seorang temannya membantah anggapan tersebut. “Enggak tahu itu keajaiban Allah. Semua yang punya kesaktian itu Allah. Karena tujuan kita bagus, bukan anarkis payungnya Allah. Murni gerakan masyarakat anti tambang karena merusak lingkungan,” ujar Abdul Hamid.
Ternyata, tudingan tersebut juga terjadi pada rekan Salim kancil, yaitu Tosan. Tosan juga dianggap kebal karena beberapa kali dilindas sepeda motor, Tosan tidak mati.
“Pak Tosan juga ukurannya mati. Dia dijamping (dilindas) sepeda, dipukul pacul tapi masih kuat,” terangnya, seperti dilansir Merdeka.com.
Meskipun Tosan (51) harus dirawat di rumah sakit Saiful Anwar Malang, dan terbaring lemas di ruang ICU.
Menurut warga Salim dan Tosan adalah seorang petani yang menolak penambangan pasir di Pesisir Pantai Watu Pecak. Karena penambangan menyebabkan pantai rusak. Lahan pertanian mereka juga terkena imbasnya, dan truk pengangkut dari hasil tambangan tersebut juga dapat merusak ruas jalan.
Hasil penyelidikan ternyata, Kepala Desa Lumajang, Hariono yang ada di balik kejadian ini. Tapi, petugas masih ingin melakukan penyelidikan selanjutnya, agar lebih jelas lagi.