5 Alasan Kenapa Rupiah Kembali Perkasa terhadap Dolar Amerika


657xauto-bukan-cuma-beda-nilai-rupiah-dolar-juga-beda-dalam-hal-hal-unik-ini-1509053
[ads1]Palingseru.com – Rupiah kini kembali menguat terhadap dolar Amerika setelah mengalami pelemahan yang cukup dalam hingga menembus level Rp 14.700,00 per dolar amerika, namun kini Rupiah kembali berjaya, pada pagi hari ini aja Rupiah diperdagangkan pada level 13.513 per Dolar Amerika. Tentunya dengan penguatan rupiah terhhadap dolar ini menjadi angin segar bahwa prekonomian Indonesia mulai membaik dan di harapkan nilai tukar rupiah bisa terus perkasa terhadap dolar.

Pasti kamu mau tahukan apa saja penyebab yang membuat Nilai tukar rupiah bisa perkasa terhadap Dolar simak ulasanya berikut.
1. Dolar Amerika Bertambah di dalam Negri

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa ketersediaan dolar AS yang bertambah di dalam negeri menyusul beberapa kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan masih menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah.

2. Sinyal The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga mereka

he Fed, atau bank sentral Amerika Serikat ternyata menurunkan sinyal untuk menaikkan suku bunganya. Menurut Bambang, inilah faktor utama yang menyebabkan mata uang seluruh negara menguat, termasuk rupiah. Nah, penundaaan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga ternyata juga disebabkan adanya data ekonomi Amerika Serikat yang baru saja dipublikasi.

3. Kebijakan Pemerintah

Paket Kebijakan Prekonomian Indonesia yang dikelauarkan Jokowi dan kebijakan dari bank Indonesia direspon positif kalangan pelaku pasar uang ini juga salah satu yang menyebabkan nilai tukar rupiah semangkin mneguat.

4. Harga Minyak Dunia

harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa hari terakhir ini berada dalam tren penguatan menambah sentimen positif bagi rupiah termasuk mata uang negara berkembang lainnya. Minyak mentah dunia saat ini mulai bergerak ke level 50 dolar AS per barel.

5. Data ketenagakerjaan yang baru saja dipublikasikan

Dalam data ini, disebutkan bahwa penyerapan tenaga kerja hanya bertambah 142 ribu orang. Jumlah ini sangat  sedikit dibandingkan dengan targetnya yang mencapai 201 ribu orang. Sedangkan, data pengangguran di Amerika Serikat tetap tinggi. Pengangguran Amerika Serikat masih mencapai 5,1%. Inilah yang menyebabkan The Fed menunda kenaikan suku bunga.


Like it? Share with your friends!