[ads1]Palingseru.com – Sejumlah natizen di China baru – baru ini mengecam sebuah kebijakan dari perusahaan di China yang mewajibkan karyawannya untuk kirim uang dari gaji bulanannya.
Kebijakan agar karyawan mengirim sebagian gaji bulanan kepada orangtua kandung ini ada di perusahaan jaringan salon kecantikan berpusat di Kota Guangzhou.
Menurut juru bicara perusahaan Lu Meiye, mengatakan direksi merancang kewajiban mengirim uang ke orang tua yang ada di desa. Menurut pihak perusahaan jika kebijakan ini diterapkan agar karyawan bisa menghormati orangtuanya yang ada di desa dan anaknya yang sudah bekerja di luar kota. Meiye sendiri juga mengklaim pekerja mendapat penjelasan soal mengirim sebagian gajinya ke orang tua sebelum teken kontrak.
“Manajemen ingin menginspirasi para pekerja agar menghormati orang tuanya. “Bila mereka menolak aturan itu, kami tidak akan merekrut pelamar,”kata Meiye.
Dari keterangan perusahaan jika para karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut diberi gaji 3.000 Yuan (setara Rp 6,3 juta) per bulan untuk pekerja berpengalaman nol tahun. Dari total gaji itu, 10 persen otomatis ditransfer ke rekening orang tua bila pekerja masih lajang. Sedangkan karyawan yang telah menikah dipotong 5 persen.
Menurut pihak perusahaan juga jika kebijakan seperti ini sudah diterapkan sejak 3 tahun terakhir. Namun kebijakan tersebut baru – baru ini menjadi heboh . Bahkan di jejaring sosial Sina Weibo, netizen China mengecam praktik waralaba salon itu. “Gaji itu hak pekerja, tidak ada hubungannya dengan bakti mereka kepada orang tua,” tulis akun @Wangchuan.
Selain itu ada pengguna akun @JiajiaPC mengatakan jika kebijakan tersebut bersifat memaksa.
“Berbakti pada orang tua seharusnya datang dari kesadaran si anak,” tulis akun @JiajiaPC.
Namun menurut peraturan di China jika anak – anak disana memang memiliki kewajiban untuk berbaksi kepada orangtua dan yang bekerja di China harus punya waktu untuk mengunjungi orangtua di desa minimal dua kali dalam setahun.