[ads1]Palingseru.com – Sebuah kisah mengharukan datang dari pria yang tidak memiliki tangan namun selalu ikhlas dan senang hati membersihkan masjid setiap hari. Pria yang sering dipanggil dengan nama Sandy , 27 tahun itu menghabiskan aktivitasnya di sebuah masjid.
Pada saat itu, Sandy berhasil dijumpai dengan keadaan masih engos-engosan karena baru saja membersihkan seluruh bagian masjid dua lantai ini sendirian dan terlihat pula bila keringatnya berkucuran dari dahinya.
“Baru saja selesai bersih-bersih, jadi sekarang bisa agak santai,” kata pria yang dahulu pernah menjadi kuli bangunan ini tanda bersedia diajak mengobrol.
Latar belakang hidup Sandy ini adalah seorang marbut difabel yang tidak memiliki kedua tangan dan hanya sebatas lengan atas. Walaupun keterbatasan fisik, namun Sandy masih bersemangat untuk terus bisa membersihkan masjid mulai dari menyapu, mengepel, hingga membersihkan karpet masjid dari debu ia lakukan dengan sisa lengan yang ada.
“Biasanya mulai bersih-bersih dari siang hingga sore, tapi kalau Jumat mulai dari pagi karena ada Salat Jumat,” kata pria yang gemar bertopi ini.
Dan hal yang luarbiasa dari diri Sandy , saat dirinya mengepel lantai masjid , dia memiliki cara unik dengan menggunakan kedua lengan yang ada untuk bisa memegang gagang pel itu. Badan Sandy juga harus lebih membungkuk untuk menggapai lantai atau karpet.
Sandy menceritakan kisah hidupnya dengan tidak memiliki tangan ini lantaran dia pernah mengalami kecelakaan dan bukan bawaan lahir.
“Banyak yang mengira ini (cacat) bawaan lahir, padahal bukan. Ini karena kecelakaan,” terangnya yang mengenakan celana kolor lusuh dan jersey timnas Jerman.
Sandy mulai menatap ke atas dengan mata sedikit berkaca-kaca seolah tak ingin mengingat lagi peristiwa yang membuat kedua tangannya harus diamputasi itu saat dirinya mengalami kecelakaan di tahun 2005.
Awal mula kecelakaan itu bisa terjadi ketika dirinya sedang bekerja lalu kedua tangannya tak sengaja memegang kabel lsitrik tegangan tinggi hingga membuatnya terpental dan sekujur tubuhnya mengalami luka bakar serius.
“Saya tak ingat lagi, tahu-tahu sudah di rumah sakit dan kedua tangan sudah tidak ada (diamputasi),” katanya. Guratan-guratan bekas luka bakar yang sudah sembuh tampak jelas di kaki dan di beberapa bagian lain tubuhnya.
Sandy mengaku sempat down dengan perubahan fisiknya. Namun keadaan ekonomi yang pas-pasan memaksanya untuk terus melanjutkan hidup meski tanpa kedua tangan. Sandy sempat bekerja sebagai buruh bangunan saat masjid itu didirikan. Dan kini dia ditetapkan sebagai petugas kebersihan di masjid tersebut.
Karena tidak punya tempat tinggal, Sandy juga boleh tinggal di masjid tersebut dengan menempati sebuah ruangan seadanya di lantai II untuk tidur dan menyimpan beberapa pakaiannya.
Sandy juga mengaku dia sering mendapatkan uang bulanan yang di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian ditabung. Dengan hidupnya yang sekarang , Sandy mengaku sudah sangat senang dan menikmati pekerjaannya itu.
“Saya sangat bersyukur bisa di sini. Masjid ini sudah seperti rumah sendiri yang harus selalu saya jaga kebersihannya,” tutup Sandy, seperti yang dilansir dari Tribunnews.com (3/11)..