Palingseru.com – HIV atau AIDS adalah penyakit menular seksual yang sangat mematikan. Hingga saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan ini. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan menjauhi apa saja yang bisa menjadi penyebab dari penyakit berbahaya ini.
Untuk itu kamu harus selalu waspada dengan penyakit ini. Salah satu caranya dengan mengenali gejala-gejala awal dari penyakit ini yang katanya bisa dilihat dari mulut kamu.
Ya, mulut bisa menunjukan jika kamu sedang tertular penyakit HIV atau penyakit lainnya. Seperti gejala yang muncul dalam rongga mulut, yaitu luka dan lesi dalam rongga mulut bisa menjadi tanda dari penyakit HIV.
Selain itu ada gejala lain yang harus kamu ketahui, agar kamu selalu waspada. Mau tau apa saja ? Berikut ulasannya seperti dilansir Klikdokter.com.
Jangan lewatkan: 7 Mitos yang Salah Seputar Penyakit HIV/AIDS
1. Luka atau lesi dalam rongga mulut yang terkait HIV
Luka atau lesi bisa menjadi tanda jika kamu sedang tertular penyakit HIV atau penyakit sejenis lainnya seperti Stomatitis nekrotika, infeksi virus Herpes Simpleks, infeksi Citomegalovirus, infeksi Varicella Zoster, Kandidiasis, ulserasi aftosa, Oral Hairy leukoplakia, Sarkoma Kaposi, Papiloma, penyakit periodontal HIV.
2. Lesi dalam mulut sebagai tanda awal infeksi HIV
Lesi dalam mult sebagai tanda awal jika kamu terinfeksi HIV. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli hingga diambil kesimpulan jika lesi dala mulut adalah tanda paling awal infeksi Oral Hairy Leukoplakia pada penderita HIV
3. Gambaran Oral Hairy Leukoplakia
Infeksi OHL biasanya timbul pada bagian atas lidah, terkadang pada salah satu sisi lidah. Tapi juga dapat timbul pada langit-langit mulut, bagian dalam pipi, bibir dan juga dasar mulut. Lesi OHL berwarna putih dan dapat berukuran sangat kecil. Tapi, juga bisa berkumpul menjadi satu hingga menutupi lidah.
Namun, kamu harus tahu bahwa keberadaan lesi OHL tidak selalu berarti terkenal penyakit HIV. Penderita penyakit acute myeloblastic leukemia dan pada pasien transplantasi ginjal juga mengalami hal itu.