[ads1]Palingseru.com – Negara Indonesia baru – baru sedang mengalami perselisihan dengan negara Malaysia karena kini orang Malaysia diketahui telah berani menyebut negara Indonesia dengan sebutan “Indon”. Sebutan ini membuat negara Indonesia tidak terima karena diketahui kata “Indon” itu berarti pelacur.
Indonesia yang kini sedang berada dikepemimpinan Joko Widodo dan Yusuf Kalla mengatakan jika sebutan indon di duga identik dengan TKI dan pembantu karena tercatat jumlah TKI saat ini semakin memuncak.
Namun saat dimintai konfirmasi , warga masyarakat mengatakan jika sebutan Indon itu hanya sekedar singkatan dari Indonesia.
Perubahan sebutan ini pun dianggap sebagai bentuk tantangan dari kepemimpinan presiden Indonesia saat ini. Dikabarkan jika dulu saat Indonesia berada di kepemimpian Presiden Soekarno , Malaysia diketahui tidak berani menyebut Indonesia dengan sebutan Indon.
Apalagi ketika presiden Soekarno mengobarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) untuk berperang di perbatasan Sabah dan Serawak tahun 1963. Sejak itulah semboyan ‘ganyang Malaysia’ menjadi populer.
Semboyan itu berbunyi :
“Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu itu djuga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang adjar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan, kita hadjar tjetjunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat djangan sampai tanah dan udara kita diindjak-indjak oleh Malaysian keparat itu…” teriak Soekarno.
Dengan ketegasan Soekarno pada saat itu membuktikan jika Indonesia sangat dihormati oleh Malaysia. Bahkan di ASEAN, Indonesia dikenal sebagai ‘The Big Brother’ atau kakak tertua yang dihormati. Hubungan Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Tun Mahatir bin Mohamad juga baik. Mahatir sangat menghormati Presiden Soeharto.
Mahatir menceritakan dalam buku ‘Pak Harto The Untold Stories’ terbitan Gramedia Pustaka Utama” menatakan jika pada masa pemerintahan Soekarno dan Soeharto , Indonesia dianggap sebuah negara yang besar dan terhormat.
“Pak Harto adalah seorang presiden dari sebuah negara yang besar, tetapi dirinya tidak pernah lupa bahwa antara dua buah negara adalah serumpun bangsa sehingga tidak ingin bermusuhan. Saya merasa terhormat dapat diterima Pak Harto sebagai sahabat. Kita tidak boleh membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau, jumlah penduduk yang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Sedangkan Malaysia adalah negara kecil sehingga kami lebih mudah mengurus sesuatu. Jadi kejayaan Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia,” kata Mahatir tulus, seperti yang dilansir dari Tribunnews.com (1/2).
Dan jika kini negara Malaysia telah berani menyebut Indonesia dengan kata “Indon” ini artinya ketegasan negara Indonesia sudah mulai pudar dan kehormatan Indonesia pun sudah mulai berkurang hingga sempat mengalami pelecehan seperti itu.