Palingseru.com – Tahukah kamu jika di dunia ini ada sebuah tempat yang sama persisnya dengan neraka. Tempat tersebut setiap harinya terdapat ceceran darah manusia yang sungguh mengerikan.
Ya, tempat ini disebut dengan nama Burundi. Lebih dari 250.000 orang telah mengungsi setelah mengetahui milisi-milisi oposisi Burundi berencana bangkit lagi melawan pemerintah dan membasmi masyarakat sipil.
Burundi memang merupakan tempat paling kejam. Bahkan disana semua rakyat dinyatakan menderita dan tak ada bantuan kemanusiaan .
Salah satu pengungsi Burundi yang saat ini berada di Tanzania mengaku sangat ingin melupakan kejadian tragis di Burundi.
“Saya ingin melupakan segala sesuatu tentang Burundi, bahkan nama saya sekalipun,” katanya.
Selain itu, ada juga seorang pengungsi bernama Thierry menceritakan tentang nestapa di Burundi yang begitu memilukan bahkan membuatnya bisa tersedak jika mengingat soal peristiwa sadis itu.
Dalam ceritanya , Thierry mengaku jika suara ayahnya masih terngiang-giang, saat sang ayah menjerit dan memohon agar tidak dibunuh, tetapi akhirnya dianiaya sampai mati oleh seorang pria bertopeng.
Thierry ini juga merupakan korban yang pernah mengalami penyiksaan di Burundi . Semua badannya terdapat luka dan memar. Kekejaman itulah yang membuat darah bercucuran dimana – mana.
Baca juga : Tahukah Kamu jika Neraka Juga ada yang Dingin
“Darah berceceran di mana-mana di Burundi, begitulah kenyataan yang terjadi di sana,” kata Thierry.
Perlu diketahui jika nama Burundi diambil dari sebuah tulisan dengan istilah praktik genosida berupa penyiksaan, penyerangan, penculikan, dan pembunuhan etnis.
Kisah kekejaman Burundi juga dirasakan oleh seorang pemuda yang berhasil kabur setelah membawa adik perempuannya yang berusia 16 tahun, hamil setetelah diperkosa oleh pemuda lain etnis. Mereka lari menyeberangi sungai agar bisa selamat.
Dalam keadaan yang begitu mencekam itu, kedua bersaudara itu meninggalkan makam adiknya, yang tewas ditembak pasukan pemerintah tahun lalu.
Sejak itu , Burundi telah berubah menjadi medan kekerasan yang mematikan.
Dan seiring berjalannya waktu, kekerasan menyebar dan rumor tentang berkembangnya pelatihan milisi oposisi di negara-negara tetangga, pemerintah takut kehilangan kekuasaannya. Disamping itu, pemerintah disana memilih untuk menyebarkan propaganda berbau etnis, yang dalam sejarah kelam masa lalu telah menjadi kenangan terburuk di negara tetangga Rwanda.
Sementara kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan, tidak ada minat orang untuk membantu dana, memberikan sumbangan pangan, dan menyediakan tempat tinggal bagi korban.
“Negara kami sedang berada di ambang perang, dan kami merasa dilupakan,” kata Genevieve Kanyange, seorang pembelot, toko senior dari partai yang berkuasa yang telah mengungsi.
Kekerasan telah dimulai tahun lalu ketika presiden yang flamboyan, Pierre Nkurunziza, seorang bekas guru, komandan milisi, seorang Kristen yang kuat, mengumumkan bahwa ia mengabaikan konstitusi. Ia ingin maju lagi menjadi presiden untuk masa jabatan ketiga.
Dan pengumuman Nkurunziza itu memicu upaya kudeta, namun gagal. Kekerasan politik, yang mengarah kepada etnis, meningkat menjadi kekerasan permanen. Dan sampai saat inilah warga Burundi di perantauan menyebut negaranya telah berubah menjadi sebuah neraka kemanusiaan.
Lihat juga : 10 Peradaban Dunia Paling Mengerikan