Palingseru.com – Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon selama 7 tahun terbaring tidur lantaran koma akibat menderita stroke sejak 5 Januari 2006.
Selama 7 tahun , Ariel tak pernah memberikan perubahan yang baik . Berbagai alat medis, termasuk respirator telah dia gunakan ketika di rawat di ruangan khusus di Rumah sakit Tel Hashomer, sebelah timur Ibu Kota Tel Aviv. Namun tetap saja , Ariel masih koma dan hanya tergolek tak berdaya.
Peristiwa yang begitu menyedihkan ini dialami Ariel ketika dirinya menikmati liburan tahun baru 2006 di kawasan peternakan di Gurun Negev, selatan Israel. Sharon tengah rehat bersama istri, dua putra, menantu dan cucu-cucunya.
Baca juga : 2 Desember 1988: Benazir Bhutto Menjadi PM wanita pertama di negeri Islam
Namun tiba tiba saja, dia mengeluh sakit. Tim dokter Israel langsung membawanya ke rumah sakit menggunakan ambulans. Bukannya ke Rumah Sakit Soroka di Kota Beersheva yang terdekat, malah diangkut menuju Rumah Sakit Hadassah-Ein Kerem di Yerusalem.
Ketika itu, Ariel masih dinyatakan sadar. Dan keesokan harinya , dokter menyarankan agar Ariel harus dirawat lagi di Hadassah untuk memperbaiki lubang di jantungnya. Mirisnya kelainan yang di deritanya ini menyebabkan dirinya harus menderita stroke pertama dan membuatnya tidak mampu berbicara.
Setelah stroke pertama pada pertengahan Desember 2005, dokter menemukan lubang di jantung bagian atas sedalam dua milimeter. Untuk mencegah serangan serupa terjadi lagi, dokter menutup lubang jantung itu dengan alat yang disebut payung.
Selama perawatan, Sharon diwajibkan untuk menenggak pil antipembeku darah dan menjalani diet lantaran kelebihan berat badan.
Dokter juga menyarankan agar Ariel Sharon perlu menjalani operasi enam jam karena masih ada kelainan di otaknya, operasi dilanjutkan lagi dua jam berikut hingga Kamis pukul 09.30 pagi.
“Sharon menderita stroke berat dan bisa dibilang kondisinya benar-benar kritis,” kata Dr. Shlomo Mor-Yosef,
Selepas operasi kedua, Dr. Mor-Yosef memberikan keterangan pers lagi. Kondisi Sharon masih kritis dan dirawat intensif. Tim dokter berhasil menghentikan pendarahan dalam otaknya serta menormalkan kembali tekanan darah dan denyut jantungnya.
Kondisinya yang semakin memburuk itu membuat Ariel harus kehilangan istri keduanya. Sementara putranya Omri tersangkut kasus dugaan suap untuk membiayai kampanye Sharon pada pemilu 1999.
Lihat juga : 4 November 1995: Pembunuhan PM Israel Yitzhak Rabin