Kisah Hidup Pasangan Suami Istri ini Bikin Terenyuh, Lihat deh ini Kekurangan Fisik yang Mereka Berdua Alami


750xauto-kisah-hidup-pasangan-suami-istri-keterbatasan-fisik-ini-bikin-trenyuh-1606187

Palingseru.com – Mungkin selama ini banyak pria mencintai wanitanya hanya karena fisiknya yang begitu sempurna dengan wajah cantik , putih dan mulus. Namun , cinta karna fisik tak menjamin hubungan yang bahagia.

Kali ini ada sebuah kisah cinta yang bisa bikin banyak orang terenyuh hati lantaran kedua pasangan ini saling memiliki kekurangan fisik tetapi keduanya tampak bahagia bahkan saling melengkapi.

Kisah cinta ini merupakan kisah cinta pasangan asal Yogyakarta, Parjan dan Erni Neni. Parjan mengalami kebutaan, sedangkan Erni mengalami kritinisme.

Erni merupakan istri keduanya. Dari istri pertama, Parjan memiliki 2 orang putri. Si sulung sudah berkeluarga dan ikut dengan suaminya di Jakarta. Namun sayang, Parjan mengaku sudah lama lepas kontak dengannya. Sedangkan anak keduanya berusia 20 tahun kini masih tinggal bersama dan tengah mencari pekerjaan.

Kini Parjan hidup bahagia bersama Erni walaupun saling memiliki keterbatasan fisik. Namun dengan kekurangan fisik tersebut , keduanya terus berjuang demi cinta yang begitu tulus.

Untuk bisa hidup berkecukupan , Parjan dan Erni berjualan roti keliling di area Jalan Gejayan, Fakultas MIPA UNY, Fakultas Peternakan UGM, hingga Selokan Mataram Yogyakarta. Parjan sempat membuka usaha pijat yang menghabiskan modal hingga Rp 5 juta untuk mengontrak rumah, membuat dipan, dan peralatan lain, namun usahanya ini tidak berlangsung lama.

Hingga pada akhirnya , pasangan ini memutuskan untuk  membuat sapu. Akan tetapi , bisnis berdagang sapu tidak membuat mereka senang karena kesulitan dalam hal penjualan.

Keduanya pun tetap pada satu usaha yaitu kembali menjadi pedagang roti. Mereka hidup di rumah milik kakak sepupu Erni di Jalan Tongkol 9 nomor 3 Minomartani Sleman.

“Dulu sempat mengumpulkan uang untuk bekal pulang lebaran. Ngamen di Malioboro, ketangkep sama petugas. Kami ditampung di panti untuk gelandangan selama 13 hari. Itu tahun 2015, Jumatnya lebaran, Selasanya ketangkep,” tutur Parjan kepada brilio.net, Kamis (17/6).

Bisnis rotinya pun laris manis bahkan setiap harinya dirinya bisa menjual ratusan roti.

“Hari-hari biasa ngambil roti 200 buah, tapi kalau ada pesanan bisa 300-400 buah. Tapi ya alhamdulillah banyak yang peduli, ya daru pembeli, warga, dari masjid juga sering ngasih. Biasanya dikasih sembako,” tambah Erni.

 


Like it? Share with your friends!