Wow!! Ini dia Fakta Mengejutkan Pasutri Pemalsu Vaksin Balita. Jangan Kaget Ya


fakta-mengejutkan-pasutri-pemalsu-vaksin-balita

Palingseru.com – Sejumlah media berita tanah air kini sedang dihebohkan dengan sebuah kabar pasangan suami istri yang terbukti telah membuat vaksin palsu untuk balita.

Pasangan bernama Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina yang tinggal di Jalan Kumala 2 blok M nomor 29, kawasan perumahan elite Kemang Pratama, Kota Bekasi itu hingga pada akhirnya berhasil dibekuk Bareskrim Mabes Polri.

Dalam laporannya , keduanya pasutri ini terbukti telah membuat vaksi palsu untuk balita. Bahkan vaksin palsu yang berhasil diproduksi sendiri oleh pasutri ini telah diedarkan di sejumlah kota besar di Indonesia mulai dari Jakarta, Bogor, Banten dan sejumlah daerah di Jawa Barat.

Dan kali ini ada sejumlah fakta – fakta menarik dari pasangan suami istri yang berhasil membuat vaksin palu ini. Seperti yang dilansir dari Merdeka.com, inilah dia diantaranya :

1. Produksi sejak tahun 2003, keuntungan seminggu Rp 25 juta

Salah satu fakta menarik yang perlu kamu ketahui dari sasutri Hidayat dan Rita ini yaitu telah memproduksi vaksin palsu sejak tahun 2003. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigjen Agung Setya mengatakan jika selama produksi vaksin palsu untuk balita , pelaku mendapatkan keuntungan hingga puluhan juta per minggu.

“Mereka nggakunya dari tahun 2003. Produsen itu dapat Rp 25 juta dan Rp 20 juta untuk distributor. Paling utama harganya berbeda dengan yang asli, selisih harganya bisa Rp 200.000 hingga Rp 400.000,” kata Agung.

Namun kini kedua pelaku telah berhasil diciduk polisi. Dan kabarnya , kedua pasutri bersama belasan sindikat pemalsu vaksi diancam hukuman kurungan hingga 15 tahun sesuai dengan Undang-undang tentang Kesehatan dan Undang-undang terhadap Perlindungan Konsumen.

2. Sehari memproduksi 200 vaksin palsu

Pasangan pembuat vaksin palsu Hidayat dan Rita mengaku telah membuat vaksin palsu di Perumahan Kemang Pratama, Kota Bekasi.

Sejak tahun 2003 , vaksin palsunya semakin sukses hingga mereka bisa mendapatlan orderan vaksin palsu mencapai 200 per hari. Pasutri tersebut menggunakan jasa kurir untuk mengedarkan barang dagangannya.

“Mereka adalah pembuat atau produsen vaksin palsu. Data yang kita peroleh sekali mengirim pesanan vaksin palsu bisa mencapai 200 vaksin,” kata Dirtipideksus Bareskrim Brigjen Agung Setya .

3. Vaksin palsu dibuat dari cairan infus dicampur vaksin tetanus

Menurut laporan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigjen Agung Setya mengungkapkan pembuatan vaksin palsu dengan cara menyuntikkan cairan infus dicampur dengan vaksin tetanus yang bisa menghasilkan vaksin untuk hepatitis, BCG, dan campak.

Hasil tersebut di dapat setelah  Direktur Tindak Pidana Ekonomi  bekerja sama dengan tim medis untuk menguji perbedaan vaksin palsu dan asli.

“Untuk menyempurnakan (vaksin), dipress dengan alat press kemudian dikemas dan dipacking lalu didistribusikan. Dokter saja susah membedakannya. Kita akan minta bantuan dengan Kementerian Kesehatan, juga minta bantuan dengan memproduksi obat itu yang aslinya, kerja sama ini untuk pastikan ada atau tidaknya orang dalam,” kata Agung.

4. Keduanya ditangkap usai salat tarawih

Pelaku pembuat vaksin palsu untuk balita yaitu pasutri bernama Hidayat dan Rita yang berhsil dibekuk aparat Bareskrim Mabes Polri pada Rabu (22/6) malam, saat keduanya pulang dari menunaikan salat tarawih.

Aksi pembekukan itu tidak berjalan lancar lanataran aparat salah masuk rumah. Namun karena pasutri ini tak tau keadaan sekitar, keduanya pun berhasil diciduk berdasarkan surat penangkapan.

“Awalnya petugas salah masuk rumah, mungkin karena gelap, jadi informannya salah menunjukkan rumah. Ketika ditangkap sempat berkilah. Namun setelah cukup bukti dan ditunjukkan sorang kurir, mereka tidak bisa berbuat banyak,” ujar Eko.

Dalam aksi pembekukan tersebut , aparat berhasil menemukan ribuan botol vaksin diduga palsu. Polisi lalu mengangkut vaksin-vaksin dari tempat ibadah serta kamar tidur ke dalam mobil untuk dijadikan barang bukti. Total, ada sekitar 36 dus.

5. Sempat tuding polisi merekayasa penangkapan

Saat aksi penggerebekan terjadi , pasutri Hidayat dan Rita sempat mengelak dari tuduhan memproduksi vaksin palsu. Bahkan keduanya menuding penggerebekan yang dilakukan polisi adalah rekayasa. Namun keduanya tak bisa mengelak setelah polisi menemukan barang bukti berupa 36 dus vaksin yang ditemuka di kamar tidur , tempat  ibadah serta di dalam mobil. Alhasil, kedua pasangan suami istri itu digelandang petugas untuk masuk ke dalam mobil, dan dibawa ke kantor polisi.

Nah, itulah dia sejumlah fakta pasutri yang berhasil memproduksi vaksin palsu.

Lihat juga : Pasutri Kelamin Sama Dinikahkan karena Berbuat Mesum


Like it? Share with your friends!