Palingseru.com – Dalam hitungan sepekan ke depan, Tanah Air tercinta akan kembali memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 setelah melawan Belanda yang menjajah negeri ini hingga 3,5 abad lamanya.
Meski sudah puluhan tahun memperingati HUT RI, namun nyatanya Indonesia belum sepenuhnya dinyatakan merdeka.
Masih ada banyak pihak yang berjasa bagi Indonesia tapi tidak ‘dipandang’ dan ‘dihargai’ sesuai ilmu yang dibagikannya.
Sosok yang dimaksud ialah para guru honorer.
Para guru yang masih berstatus honorer tidak mendapat upah sesuai beban kerja dan tenaga yang terkuras selama bertahun-tahun dalam mencerdaskan anak bangsa.
Elivina Nawu (33), adalah salah satu guru honorer yang menjalani masa pahit ini.
Seperti dilansir Kompas.com, setiap hari Elvina harus menempuh perjalanan sekitar 60 kilometer untuk sampai ke tempat mengajarnya, di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Ajang, Desa Persiapan Ajang, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dan hal ini sudah ia lakukan selama 9 tahun terakhir. Namun sayang, upah yang dia terima hanya Rp 200.000 per bulan.
“Saya sudah mengajar di SDI Ajang sejak 1 Oktober 2011. Saya mengajar selama 26 jam per minggu. Gaji saya Rp 200.000 per bulan dari komite sekolah,” tuturnya.
Dengan nominal itu, jelas saja Elvina kesulitan dalam mengatur keuangannya. Ditambah, ada dua anak yang harus dibiayai Elvina.
Meski demikian, semangatnya untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa tidak luntur.
“Saya termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa. Walaupun upah yang diterima tidak sesuai dengan apa yang saya kerjakan selama ini,” ucapnya.
Dia pun menyimpan harapan besar kepada pemerintah terkait kesejahteraan guru honorer di Indonesia.
“Bulan ini bangsa Indonesia merayakan HUT Kemerdekaan ke-75 tahun dengan tema Indonesia Maju. Tetapi nasib guru honorer belum merdeka,” ujarnya.