12 nyawa melayang usai meneguk minuman kematian racikan Tuhari alias Mbah Slamet.
Minuman tersebut jadi pengantar kematian bagi 12 korban yang ingin cepat kaya dengan cara menggandakan uang melalui dukun palsu, Mbah Slamet.
Saat ini, pria asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu kini telah diamankan polisi bersama seorang asistennya yakni BS (32) warga Comal, Pemalang.
Kepada polisi, Mbah Slamet mengaku melakukan aksi biadabnya seorang diri.
Ia bersama korban pergi ke lokasi tempat ritual penggandaan uang tanpa sepengetahuan keluarga dan orang lain.
Ia menambahkan, korban diajak ke lokasi ritual menggunakan kendaraan milik pelaku agar menghilangkan jejak.
“Jadi ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan tidak berani, nanti bisa ketahuan,” kata Mbah Slamet.
Mbah Slamet mengatakan, proses ritual yang dilakukannya bersama korban baru dilakukan sekitar pukul 19.30 WIB malam.
Mulanya, korban yang percaya dengan ucapan Mbah Slamet ini diajak ke lokasi ritual yakni sebuah perkebunan milik pelaku sekira pukl 16.00 WIB.
“Kalau kemalaman takut, jadi berangkatnya agak sorean,” kata Mbah Slamet dikutip TribunnewsBogr.com dari Tribunjateng.com, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya, proses ritual yang dilakukan berlangsung sekitar 1 jam.
“Prosesi ritual sekira satu jam, ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja,” tuturnya.
Dilokasi ritual, korban diberikan minuman yang sudah disediakan oleh Mbah Slamet.
Meskipun rasanya aneh, namun korban mengganggap minuman itu bagian dari ritual penggandaan uang agar cepat kaya.
Rupanya, minuman tersebut telah dicampur racun oleh tersangka Mbah Slamet.
Korban tidak bisa berbuat apapun setelah meminum minuman tersebut.
“Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa,” imbuhnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya, obat dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya.
Bahkan korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.
“Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati, kalau belum ya tidak bisa dikubur,” ujarnya.
Mbah Slamet memiliki kaki tangan yakni BS yang bertugas membantu mempublikasikan melalui media sosial dan mempertemukannya.
Bahkan pesuruhnya tidak tahu jika dirinya melakukan pembunuhan.
“BS dikasih Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta,” tuturnya.
Di sisi lain dia menyesali perbuatannya.
Dirinya akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
“Saya menyesal dan saya ingin bertobat,” imbuhnya.